Bencana Kekeliruan Memahami Teks
LADUNI.ID, Jakarta - Mudah-mudahan kita semua diberi pemahaman hingga terhindar dari bencana besar. Tidak selalu bersandar pada teks, melainkan pada akal sehat dan hati nurani. Aamiin.
***
Umar bin Khattab, suatu hari, merenung seorang diri di suatu tempat yang sepi.
“Mengapa masyarakat muslim sering konflik, dan bertengkar, padahal Nabinya sama dan kiblatnya juga sama,” begitu kata hatinya.
Tiba-tiba Abdullah bin Abbas, lewat dan melihat Umar bin al-Khattab. Ia adalah sahabat yang didoakan Nabi, “semoga dia diberikan pengetahuan tentang agama dan cara memahami teks agama”.
- Baca juga: Kemanusiaan Mendahului Sikap Keberagaman
Ia menghampiri dan menanyakan kepada Umar; “apakah gerangan yang sedang engkau pikirkan, wahai Amir al-Mukminin”.
Umar lalu menyampaikan isi pikiran di atas. Ibnu Abbas mencoba berbagi pendapat:
“Tuan Amirul Mukminin yang terhormat. Teks-teks suci Al-Qur’an diturunkan kepada kita, kita membaca dan memahaminya. Kita mengetahui dalam hal apa dan bagaimana ia diturunkan. Kelak di kemudian hari orang-orang sesudah kita (generasi demi generasi) juga akan membaca al-Qur’an, tetapi mereka tentu tidak mengetahui dalam hal apa dan bagaimana ia diturunkan. Masing-masing orang itu lalu berpendapat menurut pikirannya sendiri-sendiri. Di antara mereka kemudian ada yang saling menyalahkan satu atas yang lain, dan sesudah itu mereka (boleh jadi) akan saling membunuh (atau bermusuhan)”.
Memuat Komentar ...