Kisah saat Habib Luthfi dan Gus Dur Ceritakan Rahasia Tentang NU
LADUNI.ID, Jakarta - Saya selaku cucunya Habib Hasyim sendiri baru mengetahui belum lama. Dalam hati saya sendiri bertanya mengapa saya baru mengerti? Di tempatnya guru saya, Kiai Abdul Fattah, setiap Selasa pagi diadakan pengajian kitab Ihya Ulumiddin dengan pengajar al-Alim al-Allamah Kiai Irfan Kertijayan Pekalongan. Kiai Irfan adalah murid dari Kiai Amir Simbang.
Setiap kali Kiai Irfan melihat saya selalu memandang dengan serius, tapi nampak ragu untuk bertanya. Mungkin takut salah (sangka). Waktu itu yang menjadi saksi sejarah adalah Kiai Irfan, Kiai Abdul Fattah, Kiai Abdul Adzim dan beberapa kiai yang lain.
Sayangnya para saksi sejarah ini sudah tiada semua. Beliau (Kiai Irfan) bertanya kepada saya, “Habib Luthfi ini kalau saya lihat pakaiannya, cara jalannya, seperti guru saya al-Habib Hasyim bin Umar bin Yahya. Beliau termasuk menjadi ulama rujukan di Indonesia. Bahkan setiap bulannya di kediaman beliau sering berkumpul para ulama dari luar Negara.”
Saya tidak berani menjawab. Perasaan saya malu. Karena saya mempunyai kakek yang begitu hebatnya tapi saya sendiri belum mampu untuk bisa meniru walau setetes. Karena saya diam, Kiai Abdul Adzim dan Kiai Abdul Fattah yang menjawabnya, “Dia cucunya Habib Hasyim bin Umar.”
Memuat Komentar ...