Kiai Afifuddin Muhajir: Ulama yang Berpikiran Moderat
LADUNI.ID, Jakarta - Manakala Kiai Abdul Moqsith mengabari saya akan adanya pemberian anugerah gelar Doktor Honoris Causa kepada Kiai Afifuddin Muhajir, bibir saya spontan berucap Alhamdulillah. "Sudah lama saya berharap ada teman-teman di PBNU atau di Ma'had Ali Situbondo memproses penganugerahan ini untuk beliau. Kiai Afif sudah sangat layak memerolehnya".
Segera sesudah itu wajah kiai Afif melintasi pikiran saya, berikut kenangan bersamanya dalam beberapa moment penting. Kenangan paling mutakhir bersama Kiai Afif adalah saat umroh dua tahun lalu. Saya dan Kiai Afif serta Kiai Dr. Malik Madani dan Kiai Dr. Ahsin Sakho Muhammad melakukan study Banding di Universitas Islam Madinah dan di Pesantren Abuya Sayid Muhammaf Alawy al-Mailiki di Rushaefah, Mekah al-Mukarromah. Ini dilakukan dalam rangka penyusunan kurikulum pendidikan agama di Ma' had Aly. Kami saat itu adalah anggota Majelis Masyayikh di Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren, Kementerian Agama RI. Lembaga ini seperti Badan Nasional Standarisasi Pendidikan untuk pondok pesantren. Nantinya akan menjadi wadah para kiai merumuskan standar kerangka kurikulum sebagai acuan bagi pesantren-pesantren dalam proses pembelajaran. Lembaga ini juga merupakan dewan pakar keilmuan Islam yang kealimannya diakui kalangan pesantren. Pembentukan Majelis Masyayikh ini bertujuan untuk menggali ide-ide dan pemikiran orisinil dari kalangan pesantren, memperkuat distingsi keilmuan sekaligus desain kelembagaan Ma`had Aly yang kelak menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun sejumlah regulasi yang dibutuhkan. Anggota Majelis Masyayikh yang lain adalah Prof. Dr. Kiai Said Agil Munawwar, Dr. Kiai Amal Fathullah Zarkasyi dan kiai dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Memuat Komentar ...