Karomah Abuya Mama Armin: Dorong Mobil Soekarno Menggunakan Lidi

 
Karomah Abuya Mama Armin: Dorong Mobil Soekarno Menggunakan Lidi

LADUNI.ID, Jakarta - Pada satu saat, Moh. Armin dipanggil gurunya dengan mengatakan, “Min, mulai hari ini namaku menyatu dengan namamu, bukan di belakangnya tetapi di depannya, sehingga namamu menjadi Hasan Armin”, setelah itu semua santri dikumpulkan dan diadakan upacara resmi, santri Moh. Armin diabadikan namanya menjadi “ Mohamad Hasan Armin”.

Pelajaran-pelajaran yang diberikan Kyai Armin begitu jelas dan gamblang disajikan, terutama perilaku sufistik tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. KH. M. Hasan Armin (Abuya Armin) adalah salah seorang kyai besar atau seorang Mursyid Kamil Mukamil yang dimiliki Banten.

Abuya Armin lahir kurang lebih tahun 1880 di desa Kadujami, Menes Pandeglang-Banten. Ayahnya bernama H. Moch. Tohir berasal dari desa yang sama, sementara ibunya bernama Hj. Siti Sofiah berasal dari Ciomas, Kabupaten Serang-Banten.

KH. M. Hasan Armin di Cibuntu Desa Sekong Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang-Banten adalah seorang Ulama besar pada masanya dan beliau pun sekaligus waliyullah yang memiliki karomah keramatan (Khowariqul ‘Adat).

Ibunya wafat sewaktu Kyai Armin berumur 5 tahun dan dimakamkan di desa tersebut, sementara ayahnya hijrah ke Lampung, dan menjadi ulama terkenal disana dengan panggilan H. Rembang, wafat di daerah tersebut dan dimakamkan di desa Cimanuk-Kedondong-Lampung.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN