Pesantren Genuine: Standart Lokalitas Walisongo

 
Pesantren Genuine: Standart Lokalitas Walisongo

LADUNI.ID, Yogyakarta - Strategi kebudayaan pesantren dalam menghadapi tantangan zaman perlu upaya progresif dan adaptif. Pesantren genuine menghadirkan karakter dan nilai-nilai lokal dan Islam yang harus dan terus dilestarikan. Mukhafadoh ngala qodimissolih  ini bathiniyah,  nilai, prinsip yang harus mengakar pada tradisi keindonesiaan dan keislaman, wal akhdu bil jadidil aslakh adalah dohiriyah, perilaku,  faktor-faktor luar yang bisa berubah sesuai perkembangan zaman.

Beberapa pesantren juga punya nilai  yang tidak tertulis yang dipercayai sebagian masyarakat dan santri. Semisal jika rumah kiainya lebih bagus dari asrama santri, maka santri sulit bertambah. Pesantren menambah pembangunan gedung jika santri sudah memenuhi semua ruangan asrama. Ini masuk dalam kategori tradisi tidak tertulis. Hal ini juga mengajarkan nilai nilai kejujuran dan kesederhanaan dalam dunia pesantren dan ketokohan seorang kiai.

Masing-masing pesantren punya  tradisi yang berbeda. Nilai kesederhanaan, jujur, kemandirian menjadi kunci kuat di pesantren. Ini semua didukung oleh kemampuan leadership dan uswah yang dicontohkan oleh kiai dan pengasuh pondok pesantren. Selalu ada yang istimewa di setiap pesantren sehingga banyak santri dan masyarakat yang fanatik dan terkesima dengan pesantren dan kiainya.

  • Baca juga: 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN