Menyikapi Orang yang Alergi Hadis Dhaif

 
Menyikapi Orang yang Alergi Hadis Dhaif

LADUNI.ID, Surabaya - Tidak sekali duakali pengajian saya dikritisi oleh jamaah perihal hadis dhaif. Semalam, ada jamaah yang mengajukan pertanyaan: "Tanya ustaz. Terkait tema ngaji Rabu lalu. Pak Ustaz menyampaikan tentang hadis ari-ari. Setelah saya lihat di internet ternyata hadisnya dhaif". Saya senang dengan jamaah yang kritis, sebab akan semakin membuka ilmu dan menambah pengetahuan kepada yang lain.

Memang betul, hadis tentang mengubur masyimah adalah hadis dhaif. Tapi akhirnya saya menjelaskan mengapa alergi terhadap hadis dhaif? Hadis dhaif ada banyak jenisnya dan bagaimana terkait penerimaan hadis dhaif menurut para ulama kita.

Di masa awal pembukuan hadis hanya dikenal hadis sahih dan hadis dhaif. Karena hadis dhaif ini banyak jenisnya maka tidak seluruhnya ditolak. Terbukti ada kriteria tertentu yang awalnya bagian dari istilah dhaif kemudian tidak disebut dhaif bahkan digolongkan dalam istilah hadis sahih dan bisa dijadikan hujjah, yaitu hadis Hasan yang dicetuskan oleh Imam Tirmidzi:

 قال أبو عيسى كل حديث يروى لا يكون فى إسناده من يتهم بالكذب ولا يكون الحديث شاذا ويروى من غير وجه نحو ذاك فهو عندنا حديث حسن

Abu Isa Tirmidzi berkata: "Setiap hadis yang diriwayatkan, tidak ada perawi yang dituduh pemalsu hadis, tidak bertentangan dengan hadis sahih dan memiliki jalur riwayat lain, maka menurut kami adalah hadis Hasan" (Al-Hafidz Al-Iraqi, Taqyid wal Idhah, 1/45).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN