Ramadhan dan Kesadaran Bertuhan
Laduni.ID Jakarta - Di tengah perjalanan dari Mekah ke Madinah, Khalifah Umar ibn Khatab bertemu dengan seorang pengembala domba yang jumlahnya banyak sekali. Umar memandanginya, dan terbersit ingin menguji pengembala tersebut.
Umar mendekatinya, berbincang, kemudian menawar satu ekor domba untuk dibelinya. Penggembala itu menolak keinginan Umar.
Baca Juga: Teologi Al-Juwaini: Perilaku Manusia dan Tuhan sebagai Wujudnya
“Kenapa kamu tidak mau menjual seekor domba saja?” tanya Umar.
Penggembala, “Saya ini hanya seorang budak. Domba-domba ini bukan milik saya. Saya hanya bertugas merawatnya.” jawab penggembala.
Umar, “Tapi domba-domba ini banyak sekali. Majikanmu pasti sangat kaya. Jika kamu jual satu saja, dia tidak akan tahu. Dan, apalah arti seekor domba bagi majikanmu yang kaya raya itu!”…
Penggembala, “Di mana Allah? Ainallah?”
Baca Juga: Sekecil Apapun Kebutuhanmu, Mintalah kepada Allah!
Umar sangat terkejut atas jawaban penggembala itu. Jawaban sederhana, tapi mengandung kesadaran yang sangat dalam. Umar kagum dan penasaran. Lisannya tercekat dan tak bisa berkata-kata.
Memuat Komentar ...