Karomah Habib Sholeh Tanggul dan Nakalnya Tiga Arek Suroboyo

 
Karomah Habib Sholeh Tanggul dan Nakalnya Tiga Arek Suroboyo
Sumber Gambar: foto (ist)

Laduni.ID Jakarta - Sore itu tiga anak muda berlari ke arah Stasiun Tanggul Jember dengan harapan supaya tidak tertinggal Kereta Api Jember- Surabaya. Usaha mereka sia-sia, karena ternyata Kereta Api telah meninggalkannya.

Baca Juga: Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid (Habib Sholeh Tanggul)

"Yok opo iki, rek? Awak dewe ketinggalan sepur", ucap Gitok sambil menyibak rambut gondrongnya.

"Tiwas keplayon sampek ngelak aku", imbuhnya.

"Yo sing sabar, maringene golek nggon gawe ndlujurno sikil", kata Benu

Sejurus kemudian, pandangan mata mereka tertuju ke arah masjid di Stasiun Tanggul Jember. Masjid tersebut bersebelahan dengan Stasiun Tanggul, bercorak tradisional.

"Iku onok masjid, yuk mrunu", ajak Mamad.

Mereka pun bertolak ke arah Masjid. Sesampainya di Masjid, Mamad mengajak kedua temannya untuk Asaran. Setelah shalat Asar, mereka "ndlujurno sikil" (merehatkan kaki).

Sayup-sayup terdengar suara ngaji dari balik Masjid, Mamad dengan sigap mencoba mencari sumber suara itu.

"Nek onok suara ngaji tartil, biasae sik howone pondokan, (kalau terdengar suara ngaji tartil, biasanya masih memiliki hubungan dengan pesantren)", kata Mamad.

Mamad mengintip dari lubang angin masjid, tampak seorang lelaki dengan khusuk membaca al-Quran di samping makam.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN