Kyai Kategan: Wali Agung Kekeratonan Mataram

 
Kyai Kategan: Wali Agung Kekeratonan Mataram
Sumber Gambar: Facebook Agung

Laduni.ID, Jakarta - Nama Kyai Kategan juga masih hidup dalam cerita tutur masyarakat Yogyakarta. Terutama para sesepuh. Saya pernah menyowani Mbah Jamhari, seorang sepuh berusia lebih 90 tahun yang berumah di Manisrenggo, Klaten.

Mbah Jam, begitu biasa ia dipanggil, bercerita perihal Kyai Kategan yang setiap waktu menunaikan salat di Mekah. Bila Sultan Agung yang mengajaknya untuk salat ke Mekah, maka sebelum sang sultan sampai menginjakkan kaki di tanah suci itu, Kyai Kategan sudah lebih dahulu berada di sana. Begitu sebaliknya. Bila Kyai Kategan yang mengajak, maka sang Sultan pewaris sanad ilmu Sunan Bonang itu telah sampai di sana mendahuluinya.

Pertembungan saya dengan makam wali ini, Kyai Ageng Ahmad Kategan, mewaktu sekira pertengahan tahun 2011. Setelah itu, ada banyak karib yang minta diantarkan ke sana. Baik untuk menggenapkan pengetahuan perihal makam-makam kuna, maupun tentu untuk mengirim sekuntum doa.

Bila bertakdir untuk melewati kawasan di selingkungan makam ini, saya sering berjuang untuk memampirkan diri. Bila tidak, paling hanya sebatas membacakan dua-tiga baris kalimat suci dan salawat untuk sang wali.

Lucunya, saya kerap terperosok ke dalam kerinduan untuk kembali lagi ke sana. Ingin sowan lagi, membakar dupa lagi, merapalkan doa-doa lagi.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN