Kriteria Insan Kamil
Laduni.ID Jakarta - Status, kedudukan dan kualitas manusia, sesungguhnya ditentukan oleh dirinya sendiri. Setiap orang normal, dibekali oleh Allah dengan potensi yang seimbang, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagai potensi untuk mengembangkan dirinya sendiri, manusia diberi akal dan pikiran serta kemauan, kehendak dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan kejadian fisik dan mentalnya yang sangat sempurna.
Baik dan buruknya seseorang, hina dan mulianya, tergantung pada perjuangannya dalam mengusahakan kemuliaan dan menghindari kehinaan. Seorang mukmin yang kuat dan berilmu, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari seorang mukmin yang lemah dan tidak berilmu.
Baca Juga: Realisasi Tarbiyah Humanisme Melahirkan Insan Kamil
Dalam al-Qur’an dijelaskan kriteria manusia mukmin yang kamil atau paripurna, disebut tersebar dalam berbagai ayatnya. Kriteria tersebut bisa diusahakan oleh setiap orang, apabila ia menghendakinya.
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ
Memuat Komentar ...