Relasi Ulama, Pemerintah dan Rakyat: Nasihat, Kebijakan dan Sikap sesuai Takaran Syariat

 
Relasi Ulama, Pemerintah dan Rakyat: Nasihat, Kebijakan dan Sikap sesuai Takaran Syariat
Sumber Gambar: presidenri.go.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - "Kesalahan itu tidak pernah ada. Tapi kalau orang salah itu ada." Ungkap Gus Baha dalam salah satu pengajiannya.

Islam tidak pernah salah dalam membuat undang-undang kehidupan manusia. Sehingga seandainya manusia mematuhi sesuai aturannya, maka tidak akan terjadi kesalahan dan perpecahan. Maka kesemrawutan situasi negara khususnya saat ini, adalah representasi dari ketidakpatuhan itu sendiri.

Peran ulama, pemerintah dan rakyat, saya rasa adalah kunci dari kestabilan dan ketenteraman negara. Ketika ketiganya sudah berjalan di jalannya masing-masing, mustahil negara akan tidak tenteram apalagi di ambang kehancuran. Dimana ketika negara sedang “burem” akibat pemimpinnya, maka seorang ulama seharusnya memberi nasihat dan masyarakat jangan sibuk mencaci-maki, agar tidak semakin memperkeruh suasana.

Seorang ulama dalam memberi nasihat seharusnya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Mungkin dengan cara seperti itu ia akan sadar dan bertaubat. Bukankah dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS diperintahkan untuk bersikap lemah lembut ketika berdakwah kepada Fir’aun dengan harapan agar bertaubat?

Allah SWT berfirman:

اذْهَبَآ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى. فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN