Pendekatan Dakwah kepada Pemimpin ala Habib Umar bin Hafidz dan Syaikh Ramadhan Al-Bhuti

 
Pendekatan Dakwah kepada Pemimpin ala Habib Umar bin Hafidz dan Syaikh Ramadhan Al-Bhuti
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID Jakarta - "Kala itu Presiden Yaman mengadakan kunjungan ke Darul Musthofa Tarim," guru saya, Syaikh Umar Husain bercerita. Lalu cerita dilanjutkan, "Sebagai tuan rumah, Habib Umar menyambutnya dengan sambutan istimewa, beliau bahkan menggandeng tangan Presiden dan mengajaknya untuk berkeliling melihat suasana di Darul Musthofa. Melihat pemandangan itu, ada salah satu santri asal Amerika yang merasa sangat janggal dan bertanya-tanya."

Santri tadi menggumam, "Bagaimana bisa Habib Umar yang terkenal dengan kewaliannya bisa menghormati Presiden sedemikian rupa? Bagaimana bisa beliau dekat dan bergandengan tangan dengan sosok yang terkenal dengan kezaliman dan kediktatorannya itu?"

Ia akhirnya mendatangi Habib Ali Al-Jufri untuk menanyakan hal itu. Tapi Habib Ali malah menjawab:

"Mengapa kau malah bertanya padaku? Tanyakan saja langsung kepada Habib Umar."

Karena pertanyaan itu makin bergejolak di hatinya, ia akhirnya mendatangi Habib Umar untuk bertanya.

"Habib... Bagaimana bisa Habib memuliakan Presiden seperti itu? Bukankah seharusnya seorang Ulama selalu menjauhi dan memusuhi penguasa?"

Habib Umar menjawab dengan dua patah kata, dua patah kata yang meruntuhkan perasaan suudzon santri tersebut selama ini. Beliau berkata:

"اَلرَّئِيْسُ مَدْعُوٌّ"

"Presiden juga merupakan objek dakwah kita."

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN