Momen Besar Memetakan Siapa Kawan Siapa Lawan
Laduni.ID Jakarta - Pilpres 2019 lalu seakan membawa bangsa Indonesia ke ujung kelumpuhan sendi-sendi kehidupan sosialnya. Ancaman disintegrasi menghantui bangsa kita di sepanjang waktu sebelum dan sesudah kontestasi puncak. Hal itu diakibatkan oleh kenyataan terjadinya polarisasi sangat tajam dua kelompok sosial yang saling berlawanan.
Adalah kelompok nasionalis konservatif ala Bung Karno berhadap-hadapan secara konfrontatif dengan kelompok islamis radikal. Kedua kelompok militan sama-sama bekerja spartan selama berbulan-bulan di tahun politik untuk memperebutkan puncak kepemimpinan nasional melalui ajang pemilihan Presiden.
Baca Juga: Mewaspadai Gerakan Ibnu Muljam Gaya Baru
Sebagai jangkar persatuan nasional kelompok mayoritas islam tradisional dalam percaturan tersebut lebih nyaman bergandeng tangan dengan kaum nasionalis moderat. Dikarenakan ada kesamaan cara pandang akan realitas kemajemukan bangsa Indonesia yang wajib diterima dan dirawat sebagai modal utama membangun kemajuan untuk kemaslahatan bersama.
Konfrontasi yang sangat vulgar dan kasar terutama di medan baru yang sepuluh tahun terakhir ini bahkan selalu menjadi penentu akhir dari pertarungan berdimensi sosial dan politik. Tak salah lagi arena baru perang tersebut adalah di jagad maya. Saya kira semua sudah sangat paham bagaimana peran media sosial mulai menjadi king maker sebagaimana kemenangan Barack Obama yang sangat terbantu suara netizen perebutan kursi presiden Amerika Serikat 2008 lalu.
Memuat Komentar ...