Mengenal Syekh Abdullah Kan'an, Pendiri dan Mufti Pertama Kesultanan Aceh
Laduni.ID, Jakarta- Sebagian besar sejarawan sepakat, bahwa Kesultanan Aceh pertama kali didirikan oleh Sultan Meurah Johan Syah (1205-1235 M) di Aceh Besar. Jauh sebelum berdirinya kerajaan Aceh Darussalam yg didirikan oleh Sultan Ali Mugayat Syah (1514-1530 M).
Johan Syah mendirikan Kesultanan Aceh di atas bekas federasi Kerajaan Lamuri Kuno (Kerajaan Indra Purba atau Lamuri, Indra Jaya atau Seudu, Indra Purwa, Indra Patra, Indra Puri dan Langkrak) bersama gurunya yang bernama Syekh Abdullah Kan'an.
Syekh Abdullah Kan'an adalah seorang ulama yang berasal dari Kan'an Palestina dan sudah datang ke Aceh di abad ke-4 Hijriah. Di Aceh beliau memperdalam ilmu agama di Zawiyah (Dayah Cot Kala), pondok pesantren atau sekolah Islam pertama di Asia Tenggara yang didirikan pada abad ke-9 M. Setelah lulus dari Zawiyah Cot Kala, Sultan Peureulak mengangkat Syekh Abdullah Kan'an sebagai Teungku Chik di Zawiyah Cot Kala.
Salah satu murid Syekh Abdullah di Cot Kala adalah Johansyah yang berasal dari Kerajaan Linge (Gayo) namun hijrah untuk mendalami ilmu agama Islam ke Dayah Cot Kala di Bayeun, Aceh Timur yang saat itu berada dalam wilayah Kesultanan Peureulak. Johansyah digelari meurah sebutan keturunan bangsawan negeri Lingga (Linge) karena ayahnya yang bernama Adi Genali atau Teungku Kawe Teupat merupakan bangsawan yang dirajakan di negeri Linge.
Syekh Abdullah Kan'an termasuk salah satu dari ulama yang mula-mula menyiarkan agama Islam di Aceh. Menurut Ali Hasjmy, Syekh Abdullah Kan'an merupakan ahli pertanian yang pertama kali membawa bibit lada ke Aceh. Masyarakat Aceh mengenal Syekh Abdullah Kan'an dengan sebutan Teungku Chik Lampeuneu'euen. Tempat kediaman Syekh Abdullah dinamai Lampeuneu'en atau Lamkeuneu'en yang secara harfiah dalam bahasa Aceh berarti wilayah Kan'an yang merupakan tempat asal Syekh Abdullah. Saat ini gampong Lampeuneuen termasuk dalam wilayah kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Memuat Komentar ...