AL-Fawaid Wal Hikam (03): Mustajabah Berdoa di Samping Kuburan Nabi dan Waliyullah
Laduni.ID Jakarta - Al-Imam Syamsuddin adz-Dzhabi—seorang ‘alim al-hâfizh muhaddits mu`arrikh ternama yang berasal dari negeri Damaskus dan pernah belajar ke Mesir (w 748 H)—berkata:
وَالدُّعَاءُ مُسْتَجَاب عِنْد قُبُوْر الأَنْبِيَاء وَالأَوْلِيَاء
“Berdoa di samping kuburan para nabi dan para waliyullah adalah mustajab”.
(Diambil dari Kitab: Siyâr A’lâm an-Nubalâ`, karya al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimâz adz-Dzahaby (w 748 H), (17/77)).
Masih dalam kitab yang sama, Imam adz-Dzahaby ketika menjelaskan di antara gurunya al-Imam asy-Syafi’i di Mesir, yaitu as-Sayyidah Nafisah Binti Hasan Anwar bin Zaid al-Ablaj bin Imam Hasan bin Imam Ali, yang kuburannya berada di Mesir, berkata:
كَانَتْ مِنَ الصَّالِحَاتِ العَوَابِدِ، وَالدُّعَاءُ مُسْتَجَابٌ عِنْدَ قَبْرِهَا، بَلْ وَعِنْدَ قُبُوْرِ الأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ
Artinya: “Sayyidah Nafisah adalah seorang wanita shalehah ahli ibadah. Berdoa di samping kuburan beliau adalah mustajab, demikian juga dengan berdoa di samping kuburan para nabi dan orang-orang shaleh (semuanya tempat-tempat mustajab)”.
(Diambil dari Kitab: Siyâr A’lâm an-Nubalâ`, karya al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimâz adz-Dzahaby (w 748 H), (10/107)).
Memuat Komentar ...