Hakikat Agama Itu Menolak "Kekerasan"
Laduni.ID, Jakarta - Dulu saat aku masih bekerja sebagai komisioner Komnas Perempuan, seorang teman perempuan, staf, tampak gelisah dan cemas atas fenomena kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah organisasi keagamaan di negeri ini dan di banyak tempat di dunia. Kekerasan tidak hanya bersifat fisik, melainkan juga psikis atau verbal.
Kekerasan bukan hanya terhadap perempuan yang jumlah kasusnya memang amat besar dan terjadi di segala ruang, tetapi juga terhadap orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan atau pandangan dalam isu-isu keagamaan. Di mata teman ini agama yang dianutnya begitu buruk, kejam dan anti kemanusiaan. Dia sangat kecewa dan seperti putus asa. Dia bilang, "Aku tak ingin lagi beragama. Aku bertuhan saja".
Aku bilang, "Tetapi aku dan masih banyak orang seperti aku kan tidak? Aku kan menentang kekerasan atas nama agama dalam bentuk apa pun? Dia diam saja. Kegalauan masih menyelimuti hatinya. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya."
Lalu aku bilang, "Aku paham yang anda rasakan. Bahkan sejumlah orang yang aku temui dalam perjalanan di kereta atau taxi grab dan ojek yang mengantar aku ke kantor ini mengatakan agama seakan-akan menjadi faktor seluruh perang bukan hanya dengan lain agama, melainkan juga dengan satu agama atau perang saudara."
Kepada teman yang masih murung itu aku berkata lagi, "Seluruh agama sama sekali tidak hadir untuk membenarkan kekerasan terhadap siapa pun dan tidak untuk memerangi siapa pun."
Memuat Komentar ...