Kyai Kholil bin Kyai Abdussyukur, Kyai Yang Teguh Memegang Syari'at Islam di Zaman Kolonial
Laduni.ID, Jakarta – Menurut keterangan Bapak Nuri yang mengaku mendapat informasi dari Bapaknya yakni Mbah Gholib, diterangkan bahwa dahulu sekitar tahun 1900 an atau masa penjajahan kolonial Belanda, di daerah Pati utara tepatnya Desa Cebolek ada sosok Kyai yang alim.
Beliau Kyai Kholil adalah putra sulung dari Kyai Abdussyukur (dari Ibu Nyai Monah) bin Kyai Murtadlo bin Kyai Abdul Aziz bin Kyai Abdul Ghofar.
Didapat keterangan bahwa Kyai Kholil bin Kyai Abdussyukur pernah 'nyantri' pada Kyai Kholil Bangkalan, Madura. Juga beliau pernah lama menuntut ilmu di Tanah Arab, Mekkah Arab Saudi. Untuk informasi guru dan lainnya di Tanah Arab, Bapak Nuri belum mendapat infirmasi detail.
- Baca juga: Kiai Kamaluddin Habiskan Usia Mengabdi di NU
Kyai Kholil konon pada saat zaman Belanda di Nusantara sering mendapat rintangan dalam hal dakwah mengajinya. Bahkan Penjajah Belanda, kata Bapak Nuri pernah memburu Kyai Kholil. Belanda menembak Kyai Kholil, namun atas kuasa Allah, Kyai Kholil tidak mempan ditembus peluru. Peristiwa ini terjadi di Desa Cebolek zaman penjajahan Belanda dulu. Wallahu a'lam.
Memang sebagai putra sulung atau anak pertama dari Mbah Kyai Abdussyukur dari garis ibu nyai Monah, Kyai Kholil mempunyai karakter teguh dalam hukum agama. Bapak beliau yakni Kyai Abdussyukur menurut sesepuh Kajen dan sekitarnya mempunyai karakter 'netepi hukum dan syari'at islam'. Istilahnya dikatakan Kyai yang 'panteng galeng'. Sehingga, wajar saat itu Penjajah Belanda menganggap Kyai Kholil sebagai musuh, karena tidak mau bekerja sama dengan Kompeni Belanda. Untuk detail cerita ini, memang penulis mengakui belum mendapat informasi banyak.
Memuat Komentar ...