Menimbang Kadar Kritik yang Dianjurkan dalam Islam

 
Menimbang Kadar Kritik yang Dianjurkan dalam Islam
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Mengkritik orang adalah sesuatu yang sangat mudah, bahkan tak perlu ilmu untuk melakukannya. Justru yang terjadi di lapangan, makin seseorang tak berilmu maka biasanya makin pedas dan panjang kritiknya terhadap orang lain. Ilmu justru akan menakar kadar kritik bukan justru menambahnya.

Fenomena ini juga berlaku dalam kritik tentang masalah agama yang melibatkan dalil-dalil Hadis. Meskipun materi kritik sudah berdasarkan dalil sunnah, namun seringkali kadarnya tidak sesuai yang diajarkan sunnah, tetapi berlebihan. Sebaliknya ada juga kritik yang nampaknya agamis tetapi justru terkesan melawan sunnah sebab melampaui batas.

Kadar kritik yang layak disebut sunnah adalah kadar kritik yang disesuaikan dengan ajaran Rasulullah SAW yang tercermin dalam strata hukum islam. Sederhananya sebagaimana berikut ini:

1.  Bila yang dikritik adalah tindakan haram, maka kritiklah sesuai kadar keharamannya.

Keharaman perbuatan syirik harus dikritik dengan keras sebab ini adalah dosa yang paling besar. Namun keharaman perbuatan ghibah tak perlu dikritik sebesar kritik atas kesyirikan sebab kadar keharamannya di bawah kesyirikan. Kritik atas orang yang melakukan dosa kecil jangan sampai berlebihan seperti kritik atas orang yang melakukan dosa besar. Kritik atas perbuatan dosa besar jangan sampai seperti mengkritik kemurtadan yang kekal di neraka.

2. Bila yang dikritik adalah tindakan makruh, maka kritiklah sesuai kadar kemakruhan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN