Kebenaran Tidak Selamanya Berupa Kemenangan

 
Kebenaran Tidak Selamanya Berupa Kemenangan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Bagaimana memahami sebuah kekalahan politik dalam perspektif sejarah Islam? Jika dikaji lebih mendalam, maka kita akan mendapati serpihan yang menarik: kebenaran tak selamanya berupa kemenangan, sebagaimana kekalahan tak otomatis mengonfirmasi sebuah kesalahan.

Sejarah Nabi Muhammad dan keluarganya malah begitu pilu untuk dituturkan. Mari kita simak bersama agar kemenangan tak membuat kita menjadi jumawa, sedangkan kekalahan tak membuat kita berlarut dalam nestapa.

Abu Sufyan bin Harb adalah salah satu pemuka suku Quraisy yang pada awalnya sangat menentang Islam. Sejarah mencatat kekejaman dan kekejian yang dilakukan Abu Sufyan terhadap Nabi Muhammad dan para sahabat beliau. Dia juga pernah mengadakan persekutuan jahat dengan pemimpin Quraisy lainnya dengan membuat surat pernyataan memboikot Bani Hasyim, dengan tidak mengadakan hubungan perkawinan dan jual-beli. Padahal kita tahu Rasulullah SAW berasal dari Bani Hasyim.

Kekejaman Abu Sufyan dan konconya itu membuat Nabi Muhammad pergi berhijrah ke Madinah. Sementara kita tahu, Abu Sufyan adalah seorang saudagar kaya raya yang biasa memimpin kafilah berdagang.

Diceritakan oleh Muhammad Husein Haekal dalam Buku

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN