Yang Sering Terlupakan tapi Tak Boleh Dilupakan

 
Yang Sering Terlupakan tapi Tak Boleh Dilupakan
Sumber Gambar: Facebook Mbah Bram

Laduni.ID, Jakarta – Ketika santrinya semakin banyak, KH. Manab Abd. Karim didatangi oleh utusan dari Magelang tempat kelahiran beliau yang meminta beliau untuk pulang ke Magelang dan mendirikan pesantren di sana serta disediakan masjid, rumah dan tanah yang bisa menunjang kehidupan beliau. Mbah kyai menyerahkan kepada Nyai Dlomroh binti KH. Sholeh untuk menjawabnya.

Nyai Dlomroh pun menjawab dengan ucapan yang ditujukan kepada Mbah Kyai Manab, "Kyai, kalau njenengan pulang ke Magelang silahkan, tapi pulangkan saya ke bapak saya. Tapi bila njenengan tetap disini maka njenengan fokus mengaji dan ngopeni santri, sementara untuk urusan ma'isyah (kebutuhan sehari-hari) saya yang menyanggupi."

Demikianlah, Nyai Dlomroh setiap harinya berangkat ke pasar Bandar untuk berjualan kebutuhan dapur yang kulakan dari daerah pegunungan besuki, juga kain batik yang langsung dilukis dengan tangan beliau sendiri. Seiring waktu, beliau mulai menyewa sawah yang ternyata sukses sehingga bisa membeli sawah sendiri, bahkam bisa membeli tanah yang berada disekitar tempat tinggal beliau.

Alhasil, semua tanah komplek asrama santri pondok pesantren Lirboyo yang lama dan yang kemudian ditinggali oleh putri-putri dan cucu beliau di Lirboyo adalah hasil dari jerih payah beliau.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN