Ada Kemudahan di Balik Kesulitan
Laduni.ID, Jakarta - Ibn Arabi bercerita mengenai seorang gurunya yang bernama Abu Abdillah Muhammad As-Syarafi. Gurunya ini berasal dari kabupaten Al-Jarafe di kota Sevilla. Di luar kota Sevilla tidak banyak yang mengenal karomah sang guru, bukan saja karena sang guru menempuh laku spiritual yang keras, seperti 40 tahun tinggal di rumah tanpa lampu dan perapian, tapi juga karena sang guru termasuk sufi yang menyembunyikan kedudukannya.
Suatu hari Syaikh As-Syarafi berjalan ke pasar dan menemui seorang anak kecil yang mengangkat keranjang berisi adas/jinten. Anak itu berkisah bahwa ia seorang yatim. Ibunya harus mengasuh sejumlah anaknya yang masih kecil. Sejak pagi mereka belum makan. Ibunya menyuruhnya menjual biji jinten itu ke pasar. Jika uangnya cukup ibunya berharap bisa membeli makanan untuk mereka.
Syaikh As-Syarafi meneteskan air mata menyimak kisah si bocah. Akan tetapi, alih-alih membeli jinten itu, Syaikh As-Syarafi memasukkan tangannya ke keranjang, menggenggam sejumlah biji jinten.
“Ini jinten yang bagus,” begitu komentar sang syaikh.
Kemudian Syaikh As-Syarafi berkata pada bocah yatim itu, “Beritahu ibumu bahwa paman As-Syarafi dari Al-Jarafe mengambil beberapa biji jinten ini dan meminta ibumu menghalalkannya.”
Sampai di sini, tindakan Syaikh As-Syarafi ini di luar nalar. Bocah yang keluarganya sedang kesusahan dan hendak menjual biji jinten yang mereka punya, malah sebagian diambil oleh Syaikh As-Syarafi. Bahkan tidak membayar dan malah minta ikhlas dihalalkan saja untuk dia.
Memuat Komentar ...