Gus Nadir: Qurban dan Tradisi (bagian 2)

 
Gus Nadir: Qurban dan Tradisi (bagian 2)
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Postingan yang baru terdahulu, kami sampaikan contoh (tentang kurban) bagaimana Islam menganjurkan kita untuk melanjutkan tradisi baik yang dilakukan orang-orang saleh sebelum kita.

Pada saat yang sama dalam tradisi yang baik itu sepanjang sejarah peradaban, telah terjadi berbagai penyimpangan ritual maupun pengaburan makna. Maka syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad memilah mana tradisi yang harus kita lanjutkan dan mana yang harus kita benahi.

Manhaj dakwah semacam itu pula (melanjutkan yang baik, dan meluruskan yang menyimpang) yang dikembangkan oleh para ulama Nusantara. Sebagai contoh ayat mengenai perintah untuk memakai pakaian yang bagus dan indah saat memasuki rumah Allah. Maka, setelah bekerja seharian mengenakan pakaian yg kotor berdebu dan keringatan, tradisi Nusantara mengajarkan memakai sarung saat salat. Yang perempuan mengenakan pakaian khusus untuk salat, yaitu mukena. Ini semua agar terpelihara aturan syariat untuk suci dari najis, maupun terpenuhi anjuran untuk mengenakan pakaian yang bagus saat memasuki masjid.

Tradisi sarung dan mukena ini tidak terdapat di Mekkah. Namun bukan berarti tradisi ini bertentangan dengan ajaran Islam. Begitu juga dengan tradisi mengenakan pakaian baru saat lebaran, ini merupakan aplikasi ayat di atas dalam konteks kearifan lokal.

  • Baca juga: 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN