Sirah Khulafa Ar Rasyidin (Bagian Keempat)

 
Sirah Khulafa Ar Rasyidin (Bagian Keempat)
Sumber Gambar: Kubah Ikonik di Masjid Nabawi (Foto: Ist)

Laduni.ID, Jakarta - بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم. Istri-Istri Rasulullah.

Ummul Mukminin, Juwairiyah binti Harits RA

Harits menghimpun kekuatan untuk menyerang Madinah, beberapa kabilah Arab ikut bergabung. Kegiatannya ini diketahui oleh Nabi SAW, dan beliau mengirim Buraidah bin Hushaib al Aslamy untuk mengecek kebenaran berita ini. Setelah memperoleh informasi yang lengkap dan benar, beliau memimpin pasukan untuk meyerang mereka, sehingga terjadilah pertempuran Bani Musthaliq atau al Muraisi’, karena terjadi di mata air al Muraisi milik Bani Musthaliq di Qudaid.

Juwairiyah binti Harits seorang yang cantik jelita dan wajahnya selalu berseri-seri. Jika berjalan, ia selalu menundukkan pandangannya (ghadul bashar). Sebelumnya ia telah menikah dengan Musafi bin Shafwan. Sekitar tiga hari sebelum terjadinya perang Bani Musthaliq ini, Juwairiyah bermimpi melihat bulan terbit dari arah Yatsrib (Madinah), kemudian jatuh ke pangkuannya. Ia menafsirkan, bahwa kelak ia akan menjadi istri dari pemimpin Madinah, yakni Nabi SAW.

Ketika ia menjadi tawanan pasukan muslim, ia sangat berharap mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Tetapi saat pembagian ghanimah, ia jatuh ke tangan Tsabit bin Qais. Ketika Juwairiyah menyampaikan keinginannya untuk dibebaskan, Tsabit bersedia memenuhinya dengan tebusan sembilan uqiyah emas. Maka ia menemui Rasulullah SAW dan berkata,"Wahai Rasulullah, aku adalah putri pimpinan dari kaum ku Bani Musthaliq, yaitu Harits bin Abu Dhirar, dengan musibah yang menimpa ku ini, tentu engkau mengetahui keadaan aku. Sementara Tsabit menentukan tebusan kebebasan ku yang begitu tinggi, yang di luar kemampuan ku. Karena itu aku menghadap engkau untuk memperoleh jalan keluar dari masalah ku ini…!"

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN