Nasihat Mbah Dullah agar Menjadikan Hewan Qurban Sebagai Wasilah Doa

 
Nasihat Mbah Dullah agar Menjadikan Hewan Qurban Sebagai Wasilah Doa
Sumber Gambar: kmf.or.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta -  Suatu malam, di dalam sebuah rumah tua milik seorang kyai yang sangat kharismatik, di lingkungan Pondok Pesantren Mathali'ul Huda Poesat Kajen, Margoyoso, Pati. Malam itu adalah malam 10 Dzulhijjah, malam Hari Raya Idul Adha. Semua santri telah pulang dan hanya segelintir santri yang masih tinggal di Pondok, termasuk aku yang merasa pedih, kesepian, sendirian tak punya teman. Mau tidur di kamar, takut. Musholla PMH Poesat yang biasanya ramai juga tampak lengang. Akhirnya, aku putuskan untuk tidur di ruang tamu rumah kyaiku, Simbah KH. Abdullah Zen Salam.

Kurapatkan tubuh di dinding rumah Mbah Dullah yang langsung berdampingan dengan kamar beliau. Dalam batinku, aku merasa nyaman, dan tak lagi takut, karena aku merasa, di sampingku ada kyaiku yang menemani, meskipun terpisah oleh dinding yang terbuat dari triplek ini.

Tepat pukul 22.00 WIB, kulihat jam di ruang tamu Mbah Dullah itu berdetik. Sayup-sayup, saat merebahkan tubuhku di ruang tamu ndalem beliau. Aku mendengar Kiyaiku sedang bercerita, entah dengan siapa di sana? Suaranya jelas dalam hening malam yang sesekali terselip suara sendu takbir Idul Adha.

Mbah Dullah ngendika kepada seseorang yang beliau ajak bicara, “Le, kowe ngerti apa sing pualing ajaib ning Hari Qurban?”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN