Mesu Batin: Manjemen Batin untuk Menyelami "Keilahian" di Dalam Diri
Laduni.ID, Jakarta - Para Sufi Jawa, para leluhur Jawa yang ahli 'mesu batin' (melatih batin) dulu pernah memberi wejangan Ketuhanan yang begitu 'sinengker':
"Munggaha langit sap pitu, amblêsa bumi sap pitu, Gusti nora bisa sira têmoni. Anane mung ing têlênging ati. Gumawang tanpa canthelan, ginulung sa-mrica jinumput, ginêlar ngêbaki jagat."
(Naiklah ke langit tingkat tujuh, masuklah ke bumi tingkat tujuh, Tuhan tidak bakal engkau temui. Keberadaan-Nya ada di pusat hati. Di sana memancar tanpa sandaran apapun, jika digulung hanya sebesar biji merica yang bisa dijumput, jika digelar akan memenuhi semesta)
- Baca juga: Sufi Kekinian dalam Problematika Modern
Dan dengan bahasa kalimat yang lain namun senada, Guru saya dulu juga pernah memberikan wejangan yang begitu 'nancep nandhes' dalam ingatan dan batin saya sampai saat ini:
“Meskipun semua agama dan kitab suci telah njenengan pelajari, selama njenengan belum menyelaminya sepenuh hati maka njenengan akan tetap haus kebenaran. Njenengan lupa bahwa kebenaran sejati tersimpan rapat dalam diri njenengan pribadi, bukan di luar diri njenengan.”
“Carilah Hak itu sampai keliling bumi sekalipun, njenengan tidak akan pernah menemukannya sebelum njenengan
Memuat Komentar ...