Renungan Jumat: Upgrading dari Shalih menjadi Muslih

 
Renungan Jumat: Upgrading dari Shalih menjadi Muslih
Sumber Gambar: Ilustrasi/Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Orang yang baik namanya shalih, sedangkan orang yang melakukan perbaikan namanya muslih. Bedanya, shalih itu bersifat individualistik sedangkan muslih bersifat sosial kemasyarakatan. Tatkala shalih sibuk memperbaiki diri sendiri, maka muslih sibuk memperbaiki orang lain. Secara hirarkis, tentu kedudukan muslih lebih tinggi daripada orang yang shalih. Ada pepatah mengatakan, “Bila ingin dipuji jadilah orang shalih, jangan jadi orang muslih”.

Hal ini senada dengan ucapan arab:

الصالح تحبه الناس و المصلح تعاديه الناس

"Orang baik (shalih) dicintai manusia, sedangkan penyeru kebaikan (muslih) dimusuhi manusia."

Orang baik (Shalih) hanya akan membuat pribadi dirinya saja menjadi baik tanpa berfikir mau memperbaiki orang lain. Ia cuek dan masa bodoh dengan urusan orang lain. Secara pasti kebaikan diri tidak ada pengaruh pada kepentingan orang lain. Orang lain akan melihat kebaikan yang ada pada dirinya, namun perihal kerusakan yang dibuat orang lain bukanlah termasuk urusan orang berkepribadian Shalih.

Ketika seorang naik menjadi mushlih (melakukan perbaikan), maka tingkatan ini akan menemui berbagai macam keinginan untuk memperbaiki yang sering berbeda dengan orang lain.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN