Belajar Kesederhanaan dari Habib Abdullah bin Muhammad Baharun
Laduni.ID, Jakarta – Jangan heran, jika ada orang bertamu ke rumah Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. Hampir pasti tamu tersebut akan disuguhi hidangan yang nikmat, karena Abuya (panggilan khusus dari santri beliau) sangat menghormati tamunya (ikrom dluyuf).
Suatu ketika, beberapa ustadz dari Indonesia sedang ada rauhah (semacam pertemuan sederhana) di rumah Abuya Habib Abdullah, dan biasanya diakhiri dengan makan-makan. Setelah selesai makan, ada beberapa ustadz yang membantu membersihkan sisa-sisa makanan (karena biasanya para putra Abuya sendiri yang membereskannya).
Dikumpulkanlah nampan-nampan bekas makan tersebut, begitu juga sisa-sisa makanan ditaruh dalam satu plastik, ketika hendak dibuang ke tempat sampah. Tiba-tiba ada putra Abuya yang berseloroh :
“La tarmihi, al-walid ba yaz'al,” (Jangan dibuang! Abi nanti marah)
“Leh?” (Loh, kenapa?) tanya salah satu ustadz.
“Nanti akan kami kumpulkan sisa-sisa makanan itu, kami taruh di kulkas, dan besok dipanaskan kembali untuk kami makan,” jawab putra Abuya santai.
Seketika ustadz tersebut termenung, sontak malu dan mau menangis. Bagaiamana tidak? Bekas sisa-sisa makan, yang biasa dibuang, tapi disimpan dan dimakan kembali oleh keluarga Abuya? Bagaimana dengan kehidupan kita?
Memuat Komentar ...