Cara Terbaik dalam Menyikapi Perbedaan
Laduni.ID, Jakarta - Perbedaan adalah sunnatullah yang Allah berikan kepada ciptaan-Nya. Perbedaan itu terlihat jelas pada fisik dan cara pandang, sehingga tercipta banyak hal baru yang disebabkan oleh perbedaan tersebut. Karena fitrah manusia adalah berbeda, maka tidak benar jika ada paksaan untuk memiliki pandangan yang sama.
Dalam bukunya yang berjudul As-Syariah Al-Islamiyah baina Al-Muhafidzin wa Al-Mujaddidin, Faruq Abu Zaid mengatakan berikut ini:
إِنَّ مَذَاهِبَ الْفِقْهِ الْاِسْلَامِىِّ لَيْسَتْ سِوَى إِنْعِكَاسٍ لِتَطَوُّرِ الْحَيَاةِ الْاِجْتِمَاعِيَّةِ فِى الْعَالَمِ الْاِسْلَامِىِّ
“Mazhab-mazhab (aliran-aliran) keagamaan dalam fiqih Islam sejatinya adalah refleksi sosio-kultural mereka masing-masing.”
Para imam pendiri mazhab merupakan orang yang paling toleran di antara yang lain. Mereka lebih dapat menghargai pendapat orang lain, paling bisa menghargai pandangan orang lain, dan paling rendah hati.
Imam Abu Hanifah pernah berkata:
“Inilah yang terbaik yang bisa aku temukan dari eksplorasiku atas Kitab Allah dan Sunnah Nabi (Hadis). Jika ada temuan yang lebih baik, aku akan menghargainya.”
Imam Malik juga pernah menolak pandangannya dijadikan mazhab resmi di dalam pemerintahan. Beliau menolaknya, sebab pemaksaan itu tidak bisa dibenarkan. Apalagi fitrah perbedaan itu adalah merupakan rahmat bagi umat Islam.
Memuat Komentar ...