Tahun 1946 M: Lagu “Hari Merdeka” Tercipta dari Inspirasi Seorang Dzurriyyah Rasul, Sayyid Husein Muthohar

 
Tahun 1946 M: Lagu “Hari Merdeka” Tercipta dari Inspirasi Seorang Dzurriyyah Rasul, Sayyid Husein Muthohar
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sejak masih kanak-kanak, kita sudah sangat familier dengan lagu "Hari Merdeka". Kita dulu sering menyebutnya dengan Lagu Tujuh Belas Agustus, karena itu adalah baris pertama dari lirik lagunya.

Lagu yang iramanya menghentakkan semangat ini adalah ciptaan dari seorang dzurriyyah Rasulullah yang bernama Sayyid Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim Al-Muthohar atau yang biasa ditulis sebagai H. Mutahar.

Beliau adalah salah satu pejuang yang berjiwa nasionalis Indonesia sejati. Ketika Indonesia diserang oleh Belanda, beliaulah yang ditugasi menyelamatkan bendera pusaka Indonesia.

Ketika Ibu Kota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta, beliau turut mengawal Presiden Soekarno. Dari Jakarta, turun ke Stasiun Lempuyangan Yogyakarta, beliau berangan-angan alangkah dahsyatnya jika Indonesia memiliki lagu nasional yang membakar semangat dan membuat anak Indonesia menjadi tahu hari dan semangat kemerdekaan. Tetapi sayang sekali pikiran beliau buntu waktu itu.

Akhirnya, ketika berada di salah satu toilet Hotel Garuda Yogyakarta, inspirasi ini terlintas. Beliau segera meminta Bapak Hoegeng (kelak menjadi Kapolri di Era Orde Baru) untuk diambilkan kertas dan bolpoin. Tentu saja Pak Hoegeng kelabakan.

Dari sanalah tercipta lagu Hari Merdeka yang kita kenal saat ini, yang dikumandangkan oleh seluruh rakyat Indonesia sepanjang masa. Lagu yang menyiratkan semangat ini tercipta dari inspirasi dzurriyyah Rasul, yang mungkin bisa juga dimaknai sebagai penanda ridhonya Rasulullah pada bangsa Indonesia.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN