Bisakah Melepas Aspek Kenabian dari Nabi Muhammad?

 
Bisakah Melepas Aspek Kenabian dari Nabi Muhammad?
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Mari kita berandai-andai, bagaimana jadinya bila Nabi Muhammad bukanlah seorang Nabi atau Rasul tetapi hanya seorang pemuda visioner yang mengajak kaumnya untuk menyembah Allah saja dan lepas dari mitos peninggalan leluhur Arab untuk menyembah berhala-berhala? Jadi, tidak ada mukjizat, tidak ada malaikat Jibril yang menemani, tidak ada al-Qur'an yang mampu membuat pendengarnya terpesona, tidak ada bocoran langit soal keadaan akhirat, intinya tidak ada wahyu, hanya orang biasa yang cerdas.

Apakah pemuda Quraisy bernama Muhammad putra Abdillah tersebut akan berhasil seperti sekarang? Apakah akan datang kaum Anshar dari Madinah untuk memberinya perlindungan dan pembelaan serta membangun peradaban baru? Apakah orang-orang dari berbagai kabilah Arab yang jauh akan datang kepadanya untuk berbaiat taat dalam suka dan duka? Apakah akan sebesar dan sesukses itu kekhalifahan setelah Dia wafat?

Bagi anda yang paham sejarah, tentu jawaban semua pertanyaan itu adalah tidak. Faktor utama yang muncul dari pribadi pemuda Quraisy tersebut sehingga membuatnya berbeda dan begitu spesial bukan kecerdasan, bukan literasi, bukan kepiawayan orasi, bukan harta, bukan yang lain tetapi karena beliau seorang Rasul akhir zaman yang datang bukan sekedar dengan keshalehan pribadi tetapi juga dibantu seabrek mukjizat. Inilah yang mencoba dijelaskan oleh al-Buthi dalam karya fiqh as-sirah-nya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN