Prinsip dalam Mempelajari Kitab Ulama

 
Prinsip dalam Mempelajari Kitab Ulama
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sayyid Syarif Jurjani dalam belajar, pernah mengulang-ngulang Kitab Syarah Ar-Risalah As-Syamsyiyah sebanyak 16 kali sebelum kemudian mengaji kepada pengaranganya, Qutbuddin Mahmud bin Muhammad Ar-Razi. Sedangkan Syaikh Al-Khayali beri'tikaf selama 6 tahun dalam rangka mempelajari Kitab Mawaqif.

Demikianlah para ulama terdahulu menasihati agar fokus satu kitab, terlebih matan dan syarah. Mereka tidak benar-benar pindah ke kitab yang lain kecuali benar-benar menguasai kitab tersebut.

Salah satu syahwat terbesar tholibul 'ilmi, seorang pelajar, adalah ingin cepat-cepat khatam sebuah kitab. Terus ingin pindah ke kitab lain, padahal belum menguasai kitab sebelumnya.

“Terus begitu, hingga bertahun-tahun tidak menguasai satu fan ilmu apapun. Tidak ada 'malakah' ilmu dalam dirinya,” kata Syekh Fauzi.

Membaca kitab itu seperti berinteraksi dengan seseorang. Ada kitab yang tidak perlu berinteraksi lama dengannya, seperti biografi ulama, beberapa diwan syair yang mudah dipahami, atau novel, sebagaimana kita berinteraksi dengan seseorang yang tidak terlalu akrab dengan kita. Ada juga kitab yang harus berinteraksi lama dengannya, berusaha mencari rahasia-rahasia yang terkubur dalam ibarat-ibaratnya, seperti kitab matan ilmu dan syarahnya serta hasyiahnya, sebagaimana Anda berinteraksi dengan kekasih yang Anda dambakan.

Orang tidak akan menanyakan jumlah kitab yang Anda baca, tapi mereka akan menanyakan saripati buku yang melekat dalam jiwa dan akal Anda.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags