Asy'ariyah di Balik Politik Damai Nusantara (bagian 2)
Laduni.ID, Jakarta – Abbasiyah di bawah enam orang Khalifah yaitu al-Mu’tamid. al-Mu’tadhid, al-Muktafi, al-Muqtadir, al-Qahir dan al-Radhi dari tahun (257-328/935-940).
Ketika itu Daulah Abbasiyah diliputi banyak masalah politik. Di tengah rivalitas Mu’tazilah dan Ahlu Hadits, ancaman oposisi radikal Khawarij dan Syi’ah serta separatisme para Wali (Gubernur) di berbagai wilayah Daulah Abbasiyah.
Sedangkan internal dinasti Abbasiyah terjadi perebutan kekuasaan yang tidak sehat dengan pembunuhan Khalifah oleh anggota keluarganya sendiri. Kudeta berdarah berulang kali terjadi. Khalifah al-Mutawakkil dibunuh oleh orang suruhan al-Musta’in yang notabene anaknya sendiri. Al-Muhtadi dan al-Mu’tazz turut dibantai oleh pasukannya sendiri.
Sebagaimana umumnya ahlu hadits, Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari menerima Daulah Abbasiyah sebagai institusi politik yang sah. Penerus negara Islam sejak Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah di bawah kepemimpinan Abu Bakar al-Shiddiq.
Berbeda dengan kaum Syi’ah yang mengunggulkan Ali bin Abi Thalib dibandingkan Abu Bakar, Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari berpendapat bahwa Abu Bakar lebih utama (fadhil). Demikian juga dengan Umar bin Khaththan dan Usman bin Affan.
Tentang Muawiyah, Syaikh Abul Hasan berpendapat, Muawiyah memang bukan sahabat paling utama saat itu (fadhil). Masih banyak sahabat Nabi SAW yang lebih unggul daripada Muawiyah ketika dibai’at jadi Khalifah.
Memuat Komentar ...