Radikalisme dengan Terorisme Ibarat Software dan Hardware

 
Radikalisme dengan Terorisme Ibarat Software dan Hardware
Sumber Gambar: Dok. JawaPos.com

Laduni.ID, Jakarta – Berpikir radikal dalam filsafat dan sains bertujuan untuk mencari dan menemukan kebenaran, dengan asumsi kebenaran yang ada sekarang belum final, siap diuji, dikonfirmasi dan direvisi jika ketemu kebenaran yang lebih benar

Radikal dalam konteks ini bersifat terbuka, objektif, metodologis dan universal. Tidak masalah dengan berpikir radikal dalam filsafat dan sains. Baik-baik saja. Sangat positif dan tidak destruktif bagi kehidupan umat manusia.

Radikalisme dalam konteks politik bertolak belakang dengan berpikir radikal dalam filsafat dan sains. Radikalisme adalah ideologi tertutup yang kebenarannya dianggap final sehingga tidak boleh diuji, dikonfirmasi, dievaluasi dan direvisi. Radikalisme tidak berkomitmen terhadap kebenaran.

Radikalisme berorientasi kepada kekuasaan. Sebagai paham yang ingin mengubah suatu sistem politik dari dasarnya secara menyeluruh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Perubahan sistem politik secara menyeluruh dalam waktu singkat hanya dapat terjadi dengan menggunakan kekerasan. Perang atau kudeta militer lazim digunakan untuk itu. Perubahan sistem politik melalui mekanisme demokrasi konstitusional dicurigai oleh kaum radikal tidak akan menyentuh akar, parsial dan lamban.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN