Memilah Agama dan Budaya

 
Memilah Agama dan Budaya
Sumber Gambar: Foto ist

Laduni.ID, Jakarta - Saat Nabi bersabda tentang siwak sebagai pembersih gigi, lalu ada yang mencatat dan memasukkan itu dalam buku hadis, tiba-tiba siwak menjadi ajaran agama. Sekarang masih banyak yang anggap siwak adalah sunnah yang harus diikuti. Salah kaprah!

Bagaimana jika saat Nabi bicara, “Kalau keluar kota naiklah unta,” lalu ada yang mencatat dan memasukkan sabda itu dalam buku hadis? Apakah naik unta jadi ajaran agama?

Atau misal saat Nabi bicara, “Kalau masak, pakailah kayu bakar dari kayu apel karena kayu apel adalah kayu paling bagus,” lalu sabda Nabi itu dicatat dan masuk buku hadis, apakah lalu kita harus ikut memasak memakai kayu bakar karena itu kita anggap sunnah Nabi dan ajaran agama?

Perbedaan kasus siwak dengan kasus unta dan kayu bakar hanyalah ucapan Nabi itu ada yang mencatat dan tidak.

Namun hanya karena itu (ada yang mencatat dan tidak), saat ini jadi ada yang merasa bahwa memakai siwak adalah ajaran agama Islam.

Apa benar siwak itu salah satu pesan Allah yang dititipkan lewat Nabi? Kalau kita mau berpikir jernih dengan pikiran terbuka, pasti akan mendapat jawaban yang jelas bahwa ajarannya bukan terletak pada siwaknya, melainkan membersihkan giginya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN