Menghadapi Orang yang Susah Membayar Utang
Laduni.ID, Jakarta – Mengutangi itu tidak mudah, lebih-lebih jika yang berutang tidak amanah. Perjuangan mengontrol perasaan dan juga mengontrol lisan itu perlu energi ekstra. Sebab hati sering digoda untuk jengkel dan lisan sering digoda untuk mengucapkan kata-kata nylekit bin pedas lalu bisa terseret pada perbuatan menggunjing dan bahkan bisa memfitnah.
Jika tidak kuat lagi, diri tergoda untuk dibawa mendatangi yang berutang, melabraknya, memakinya, menjatuhkan kehormatannya, bahkan mengancamnya dibawa ke urusan hukum. Sungguh tidak mudah.
Hanya orang-orang yang pernah mengutangi yang bisa merasakan gejolak seperti ini. Terutama jika kebetulan mengutangi orang yang tidak amanah, tidak tahu diri, kurang memilki rasa malu dan tidak takut dosa.
Yakni mereka yang jika saat utang wajahnya memelas, mintanya menghiba-hiba dan memohonnya merendah-rendah. Tapi begitu tiba waktu bayar selalu saja berjanji yang terus diingkari atau bahkan malah pasang muka galak dan marah-marah seolah-olah dia yang punya uang. Kadang begitu entengnya juga tiba-tiba menghilang.
Oleh karena itu, wajar jika orang sering makan hati setelah mengutangi orang lain. Dia yang mengutangi, tapi malah dia sendiri yang susah, sementara yang berutang malah tenang-tenang saja. Lebih sakit hati jika yang punya utang lupa dengan utangnya, lalu dia memamerkan sedang rekreasi, makan enak di restoran mahal, atau memberi barang-barang mahal. Kadang lebih jauh dari itu, teman akrab bisa jadi bermusuhan dan kerabat bisa terputus tali silaturahmi. Memang uang itu bisa menjadi fitnah bagi siapapun.
Memuat Komentar ...