Antara Fakta dan Khurafat
Laduni.ID, Jakarta – "Jika ada yang ngaku-ngaku bisa melihat Rasulullah secara kasat mata (yaqdah), maka ketahuilah, sungguh ia telah berdusta!"
Petikan kalimat yang terucap dari salah seorang yang dianggap sebagai dai (ustadz). Kalimat yang menjadi upaya untuk memecah belah umat, serta mencuci otak mereka agar membenci ulama, khususnya para ulama dan habaib yang dikaruniakan oleh Allah SWT berupa memandang Rasulullah SAW secara kasat mata.
Lantas, apakah mungkin salah seorang dari kita dapat melihat Rasulullah SAW secara kasat mata?
Hal pertama yang wajib diketahui ialah kemampuan memandang Rasulullah SAW secara kasat mata (yaqdah) ialah karunia yang dimiliki oleh Allah SWT. Maka, Allah SWT dengan sifat Iradah (keinginanNya) bebas untuk memberikan kemampuan tersebut kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
Allah SWT berfirman,
يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Artinya: “Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Ali-Imran: 74)
Kemudian, memandang Rasulullah SAW secara kasat mata bukanlah hal yang asing di kalangan orang-orang yang hatinya dipenuhi cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW. Maka, seseorang yang ingkar akan hal tersebut, masih perlu mengintrospeksi hatinya terlebih dahulu, akankah kerinduan kepada Rasulullah SAW masih bersemayam di hatinya?
Memuat Komentar ...