Istiqomah Inklusif

 
Istiqomah Inklusif
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pixabay

Laduni.ID, Jakarta – Saat sikap tertutup dan elitis, orang terkadang melihatnya sebagai yang terasing dari dirinya. Entah karena dipengaruhi karakter yang melekat atau karena doktrin, bahkan bisa jadi karena faktor harta dan tahta. Semakin di puncak posisinya, sikap itu semakin jelas nampak. Lalu apa arti sikap moderat ketika irisan sikap inklusivitas itu justru menipis, yang tebal malah sikap eksklusif.

Terlahir di tengah kemajemukan bangsa, tetapi sikap ekslusif menonjol untuk menampilkan sisi ke-aku-an sebagai manusia kuat (ubermeunch). Padahal sejatinya sikap inklusif jauh lebih menyatu dengan ritme dan nafasnya kebudayaan yang multikultural ini. Kenapa gejala itu (eksklusif) semakin banyak terlihat, ketika menjaga prinsip inklusif itu diartikan sebagai ketertinggalan, kemunduran, keterbelakangan.

Sikap inklusif dan terbuka ini penting dimiliki oleh kita semua, apalagi dalam kehidupan masyarakat yang sangat beragam. Sikap tertutup dan membatu pada diri sendiri tidak jarang melahirkan permusuhan yang lahir dari ketidaktahuan. Di tengah masyarakat yang sangat mudah tersulut api kebencian, inklusivisme bisa jadi adalah jalan keluar yang bisa mengurai berbagai konflik dan permusuhan yang menggejala di Indonesia saat ini (Kenneth Sultan: 2020).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN