Kiai Abdul Wahab Ahmad: Bukan Bahasa Dakwah

Laduni.ID, Jakarta – Beberapa kalangan bertanya-tanya kenapa saya kadang memakai diksi yang kasar seperti kata "bodoh", "sesat" dan sebagainya dan tidak memakai kata yang lebih halus? Sebagian lagi bertanya kenapa kadang meladeni komentar kasar keras kepala yang seharusnya saya abaikan? Jawabannya karena seringkali saya memang tidak dalam posisi untuk menggunakan bahasa dakwah. Dengan kata lain, saya tidak sedang "berdakwah".
Dakwah berasal kata da'a yang artinya mengajak, yang namanya ajakan harus dilakukan dengan lembut, pelan dan simpatik. Kalau tidak, maka objek dakwah akan lari. Dalam bahasa dakwah, yang haram pun kadang tak bisa dikatakan haram secara vulgar tetapi diganti dengan "tidak baik untukmu". Yang jelas sesat pun tidak boleh dibilang sesat tetapi orangnya didekati hingga akrab lalu pelan-pelan diajak ke jalan yang tidak sesat.
Ketika menghadapi pemabuk misalnya, seorang da'i tak bisa serta merta bilang haram lalu menceramahinya sebab itu takkan efektif bagi dakwah. Yang bisa adalah menyadarkan pelan-pelan dengan berbagai cara unik. Ini kegiatan para da'i yang turun ke lapangan untuk menyadarkan masyarakat agar menjadi lebih baik.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...