Sempat Hilang dari Sejarah, Makam KH. Hasan Gipo Jadi Simbol Sifat Tawadhu

 
Sempat Hilang dari Sejarah, Makam KH. Hasan Gipo Jadi Simbol Sifat Tawadhu
Sumber Gambar: Twitter @rizamsyafiq

Laduni.ID, Jakarta – Namanya tak seterang Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri dan muassis NU lainnya, namun beliau memiliki peran yang tak kalah penting dalam berdirinya NU pada 1926 silam. Dialah KH Hasan Basri atau akrab dikenal dengan KH Hasan Gipo, Ketua Umum Tanfidziyah pertama NU yang yang juga generasi kelima dari dinasti Gipo.

KH Hasan Gipo lahir di Kampung Sawahan pada tahun 1869, tepatnya di Jalan Ampel Masjid, yang kini menjadi Jalan Kalimas Udik. Perannya dalam membidani lahirnya NU sangat penting, dengan latar belakang ekonomi yang terbilang cukup mapan, beliaulah yang mendanai Komite Hijaz hingga bisa menembus jazirah Arab.

Beliau pula yang menjadi sponsor terbesar dalam hal harta pribadi kepada NU, sehingga atas wasilah harta beliau, kabar berdirinya NU segera tersebar luas hingga ke seantero Tanah Jawa dari ujung paling timur hingga baratnya, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan tak ketinggalan Singapura.

KH Hasan Gipo yang masih merupakan dzuriyah Sunan Ampel merupakan sosok yang low profile, walau dibesarkan dengan pendidikan ala Belanda beliau tidak pernah sombong dan tak ingin terkenal, bahkan sampai beliau wafat pada 1934.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN