Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membaca Buku-Buku Tasawuf

 
Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membaca Buku-Buku Tasawuf
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Fahrizal Fadhil

Laduni.ID, Jakarta – Buku-buku tasawuf secara global terbagi menjadi tiga macam. Pertama, buku yang membahas cara memperbaiki ibadah dari jasmaniah dan spiritualnya, mulai dari bagaimana caranya agar khusyu' dan fokus ketika beribadah dengan terus memerhatikan adab-adab lahiriyahnya.

Kedua, buku yang membahas tentang olah jiwa dan cara membersihkannya dari penyakit; baik itu rasa ragu, was-was, riya, cinta jabatan, dan sifat-sifat buruk lainnya. Dua macam ini dipaparkan panjang lebar dalam kitab Ihya Ulumiddin karya Al-Imam Abi Hamid Muhammad Al-Ghazali (W. 505 H) dan kitab Qut Al-Qulub karya Abu Thalib Muhammad bin 'Ali Al-Makki (W. 386 H) dan buku-buku lainnya.

Ketiga, buku yang membahas ilmu pengetahuan ketuhanan, dzauq yang dirasakan oleh para Sufi, atau kasyaf yang diberikan oleh Allah untuk mereka. Kebanyakan bukunya Syekh Al-Akbar Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi (W. 638 H) ada di bagian ini, seperti kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah dan kitab Al-Fushush. Begitu juga kitab Al-Insan Al-Kamil karya Syekh Abdul Karim Al-Jiili (W. 862 H).

Buku-buku seperti ini dilarang untuk dibaca bagi orang yang tidak menempuh jalanya para Sufi karena ditakutkan mereka tidak dapat memahami maksud yang diterangkan oleh pada penulis. Ilmu-ilmu yang ada pada kitab tersebut dinamakan dengan ilmu Al-Mukasyafah.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN