PROFIL
Meskipun lahir dari rahim bisnis, Pesantren Al-Amin tetap mendahulukan nilai-nilai kepesantrenan. Santri Al-Amin yang berjumlah 794 orang tetap mendapatkan pengajian kitab-kitab kuning. Pada paginya, mereka mendapatkan asupan pendidikan formal, siang sampai malamnya mendapat ilmu-ilmu kepesantrenan.
Adapun bordir yang menjadi usaha penopang pengembangan pesantren menjadi salah satu isi kurikulum pendidikan bagi para santri. Karenanya, selain mendapatkan ilmu ilmiah, para santri juga dapat mendapat ilmu keterampilan seputar penjualan, menjahit, bordir, dan garmen.
Kehadiran Pesantren Al-Amin membuat ekonomi masyarakat dapat terbantu, Pesantren yang juga membuka lembaga pendidikannya tidak hanya bagi santri yang mukim, menjadi solusi lembaga pendidikan keagamaan bagi masyarakat yang memerlukannya. Hingga kini, pembangunan sarana dan fasilitas sampai gaji karyawan Pesantren dapat terus berjalan dengan mandiri. Pengembangan usaha kerajinan bordir dan pengembangan industri garmen yang berintegrasi dengan pendidikan pesantren telah memberikan kemandirian Al-Amin.
SEJARAH
Berdirinya pesantren Al Amin di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya tidak terlepas dari peran H. Zarkasyie seorang pengusaha Bordir Tjiwulan pada tahun 1985 lalu. Uniknya lagi, segala fasilitas penunjang santri murni dibangun berasal dari usaha bordir yang dimilikinya.
Tahun 1985 Pesantren Al-Amin berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Tjiwulan (YPI Tjiwulan). Pada tahun 2000, YPI Tjiwulan berganti nama menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Amin, dengan pertimbangan jumlah santri dan unit usaha yang terus bertambah.
Memuat Komentar ...