Nabi Muhammad SAW adalah Sang Manager Islam
Laduni.ID, Jakarta - Pengaruh "reformasi" yang dilakukan Nabi Muhammad SAW betul-betul mengguncang dunia, dan dengan waktu yang relatif singkat (kurang lebih 23 tahun) mampu mewujudkan masyarakat ideal, masyarakat yang "sosiologis" berada dalam kelas kesejajaran atau "masyarakat tanpa kelas", kata Ashgar Ali Engineer. Status manusia tidak diukur oleh kekayaan maupun jabatan, tapi diukur oleh kesholehannya.
Peristiwa hijrah Nabi, dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M, juga merupakan peristiwa monumental bagi lahirnya sebuah notion-state. Peristiwa tersebut pada hakikatnya merupakan sebuah perjalanan panjang menuju pembentukan masyarakat Islam yang demokratis dan terbuka.
Jika periode Makkah adalah penanaman akidah dan etika Islam, maka periode Madinah sebagai periode pembentukan sistem kehidupan masyarakat secara luas. Setidaknya ada empat langkah yang ditempuh Nabi dalam membentuk masyarakat Islam saat itu.
Pertama, mendirikan masjid yang diberi nama Baitullah yang menjadi sentral kegiatan umat Islam, Ibadah, mengadili perkara hingga majelis ta'lim.
Kedua, menyatukan kelompok Anshor dan Muhajirin yang berselisih.
Ketiga, perjanjian saling membantu antara kaum muslimin dan nonmuslim. Saat itu, penduduk Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu Muslim, Yahudi (yang terdiri dari Bani Nadhir dan Quraidhah) dan bangsa Arab yang masih pagan (penyembah berhala). Karena itu, Nabi mempersatukan mereka dalam satu masyarakat yang terlindung, sebagaimana yang terumuskan dalam Piagam Madinah.
Memuat Komentar ...