Mengamati Posisi Politik Kaum Muda
Laduni.ID, Jakarta - Belakangan menarik perhatian kita, hampir setiap lapisan masyarakat di sela waktunya masih mau memperbincangkan persoalan-persoalan politik, persoalan negara. Itu berdasarkan kesadaran kolektif ataukah masuk kategori sikap sentimentil dari perangai orang Indonesia yang senang membicarakan (tradisi oral) sesuatu.
Ada beberapa sudut pandang yang menunjukan (guidence) ketertarikan yang timbul dari kesadaran melihat fenomena (gejala sosial) secara sederhana, dan ketertarikan yang tumbuh akibat persinggungan kepentingan yang bertemu.
Saat ini, memang bicara dasar (essence) sudah ditinggalkan, meskipun kesadaran tentu berdasarkan dasarnya. Entah ini hanya karena sentimentil dalam memahami pola, memahami peristiwa dan memahamai kebijakan negara (policy) ataukah yang lain? Beberapa alasan demonstratif-argumentatif dalam hubungannya memahami dinamika politik dan negara perlu menjadi penelitian yang komprehensif, apakah ini termasuk yang bersifat dinamis-inovatif ataukah perilkau destruktif.
Hal yang wajar jika peristiwa politik kekinian lebih dilihat sebagai dialektika politis yang pararel dengan kondisi negara, tanpa visi dan konsepsi pembangunan yang visiable. Jika itu dasarnya maka tak sepatutnya kritik atas negara secara reflektif tidak diasumsikan sebagai bentuk perlawanan, kalau saja konsepsi atas memajukan negara ditata dengan jelas dan tepat.
Lain halnya jika perlawanan itu hanya karena lembaga oposisi yang tidak berjalan efektif, sehingga mendorong perilaku “barbar” dari sekelompok golongan dalam setiap ekspresi politis atas kekuasaan.
Memuat Komentar ...