Ziarah Wali Songo: Maqbarah Sunan Kudus
Laduni.ID, Jakarta – Selasa sore (23/11/2021), kami tiba di Kudus, kota yang dikenal kota kretek. Di sini yang dirasa adalah kesejukan, kedamaian, ketenangan, serta keindahan yang dibalut nuansa khas Jawa yang masih kental dengan jejak Kerajaan Majapahit.
Melihat gapura di seputar area maqbaroh Kanjeng Sunan Kudus memang mirip di Trowulan Mojokerto, dulu pusat ibukota Majapahit. Kesan awal terasa akan romantisme sejarah, alam fikiran terlempar di masa pra-Islam, begitu hebatnya sang Sunan membumikan Islam di daerah Kudus melalui pendekatan budaya, pendekatan kesenian, masyarakat di sekeliling Kudus merasa dekat dengan kanjeng sunan, meski keyakinan berbeda-beda.
Menara, yang dikenal sebagai menara Kudus menjadi magnet kuat bagi peziarah dari berbagai daerah. Tidak kurang ratusan peziarah silih berganti memandangi menara yang unik, artistik, dan khas Majapahit itu. Ada kerinduan menggebu untuk menjumpai dan sungkem kepada Kanjeng Sunan.
Samping kanan menara adalah masjid kuno yang dibangun oleh Syaikh Ja'far Shodiq bersamaan dengan menaranya. Belakang masjid kuno, terdapat Puri, atau kesantrian, atau bekas kediaman sang Sunan yang dikelilingi gapura-gapura seperti bentuk candi Bentar. Paling belakang adalah maqbaroh Kanjeng Sunan Kudus, alias Syaikh Ja'far Shodiq bin Haji Usman alias Sunan Ngundung, sang Panglima Kesultanan Demak.
Memuat Komentar ...