Mengenal Imam Junaid Al-Baghdadi: Sejarah Hidup dan Pendidikan (Bagian 1)
Laduni.ID, Jakarta – Para pemikir Islam, khususnya di bidang tasawuf berbeda-beda dalam mendefinisikan tasawuf, baik sebagai pengalaman spiritual maupun sebagai ilmu pengetahuan. Tetapi, pengalaman ilahiyah yang mereka rasakan dan tujuan yang mereka harapkan hanya satu, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal terpenting dalam tasawuf bukanlah menghafal berbagai definisi tentang tasawuf, yang lebih utama adalah praktik dan penerapannya dalam kehidupan.
Istilah tasawuf muncul pada awal abad ketiga Hijriah, saat itu para sufi menggunakan tasawuf untuk merubah moral tercela menjadi moral yang terpuji. Semua sufi pada abad ini terfokus pada persoalan moral dan metodelogi untuk meraih akhlak yang mulia, seperti latihan jiwa (riyadhah), maqamat dan ahwal.
Sufi pertama yang membicarakan tasawuf ialah al-Harits ibn Asad al-Muhasibi, yang lahir pada tahun 165 H di Bashrah Iraq dan meninggal dunia pada tahun 243 H. Para sufi pada abad ketiga Hijriyah diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang berpegang teguh pada syari’at, yaitu Abu Sa’id al-Kharraz, dan Abu al-Qasim al-Junaid.
Tulisan ini mengkaji pemikiran salah seorang sufi terbaik pada periode awal munculnya tasawuf bernama Abu Al-Qasim Al-Junaid bin Muhamad bin Al-Junaid al-Khazzaz al-Qawariri Nihawandi Al-Baghdadi. Artikel ini mencoba mendeskripsikan tiga teori utama tasawuf dengan Imam Junaid Al-Baghdadi yaitu, mitsaq, fana dan tauhid.
Memuat Komentar ...