Taushiyah Rais Aam PBNU: Menguatkan Karakter Utama, Menyongsong Abad Kedua

 
Taushiyah Rais Aam PBNU: Menguatkan Karakter Utama, Menyongsong Abad Kedua
Sumber Gambar: Mata Indonesia

Laduni.ID, Jakarta – Dalam hitungan kalender hijriah, saat ini kita sedang menapaki tahun ke-99 perjalanan Nahdlatul Ulama. Penghujung abad pertama ini seharusnya menjadi momentum bagi seluruh warga dan pimpinan Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan bekal terbaik guna menyongsong perjalanan khidmah pada abad berikutnya.

Soal hari lahir Nahdlatul Ulama, al-faqir ingin mengajak semua pihak untuk kembali kepada ketentuan Pasal 1 ayat (2) Anggaran Dasar yang secara tegas menyatakan bahwa “Nahdlatul Ulama didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H, bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926”. Artinya, kalender hijriah adalah patokan utama dalam perhitungan hari lahir Nahdlatul Ulama.

Dalam upaya menyiapkan bekal dan khidmah terbaik itu, kita patut mengingat salah satu petuah Syekh Ibnu Atha’illah Assakandary:

وُرُوْدُ الْإِمْدَادِ بِحَسَبِ الْإِسْتِعْدَادِ، وَشُرُوْقُ الْأَنْوَارِ عَلَى حَسَبِ صَفَاءِ اْلأَسْرَارِ

“Datangnya karunia (pertolongan) Allah SWT itu sesuai dengan tingkat persiapan hati untuk menerimanya. Dan memancarnya cahaya Ilahi itu sesuai dengan kadar kejernihan hati/jiwa.”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN