Melatih Diri Mengendalikan Hawa Nafsu
Laduni ID, Jakarta - Ada pepatah mengatakan, musuh terbesar dalam hidup kita bukan datang dari luar. Musuh berbahaya bukan berada di sekeliling kita, tetapi justru di dalam diri kita. Tidak lain, musuh yang dimaksud tersebut adalah hawa nafsu dengan beragam kondisinya.
Hawa nafsu merupakan salah satu jalan masuknya pengaruh setan untuk menjerumuskan manusia kepada jurang kenistaan, pembangkangan dan kemaksiatan. Inilah sifat utama hawa nafsu secara umum, kecuali "jiwa-jiwa bersih", yang dirahmati oleh Penciptanya, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla.
Akibat yang lebih parah lagi, ternyata hawa nafsu itu mampu membuat seseorang menganggap baik sesuatu yang sebenarnya dianggap sebagai sebuah hal yang buruk. Selalu menemukan pembenaran untuk melakukan hal itu. Apapun akan dilakukan demi membenarkan hal yang hakikatnya adalah sebauh keburukan.
Imam Ibnu Baththah rahimahullah, dalam Kitab Syarhu wal Ibanah 'ala Ushulis Sunnah wad Diyanah, menukil satu keterangan sebagaimana berikut ini:
"Imam Abdullah Ibnu ‘Aun rahimahullah mengatakan bahwa ketika hawa nafsu sudah menguasai hati, maka seseorang akan menilai baik dan bagus terhadap hal-hal yang sebelumnya dia anggap buruk atau hina.”
Tapi dalam konteks tulisan ini, akan dibatasi pada pengertian "hawa nafsu" yang terkait dengan hal buruk yang harus dikendalikan, sehingga perilaku buruk tadi tidak semakin menumpuk. Hal buruk yang dimaksud tersebut, selain sifat serakah yang melahirkan perilaku korup, juga sifat kehendak untuk menang sendiri, benar sendiri, sombong dan tinggi hati.
Memuat Komentar ...