Langit Desember yang Murung: Saat Gus Dur Diturunkan ke Tempat Peristirahatan Abadi (Bagian 4)

 
Langit Desember yang Murung: Saat Gus Dur Diturunkan ke Tempat Peristirahatan Abadi (Bagian 4)
Sumber Gambar: Twitter @GUSDURians/Trisnadi

Laduni.ID, Jakarta – Di Kompleks pesantren Tebuireng, Jombang, ribuan masyarakat sejak pagi telah menunggu kedatangan Gus Dur. Bahkan sepanjang jalan dari Surabaya menuju Jombang masyarakat dari kampung-kampung dan kota berjejer menyambut sang guru bangsa itu meski dalam suasana duka. Manakala iring-iringan rombongan jenazah melewati mereka menunduk hormat, sebagian mengusap-usap air mata sambil melambai-lambaikan tangannya.

Di Pesantren Tebuireng Jombang, upacara penyambutan sekaligus pelepasan sebagai penghormatan terakhir atas kepulangan Gus Dur akan dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam upacara resmi kenegaraan. Tempat istirahat Gus Dur berada di samping makam kakeknya Hadratusyekh K.H. Hasyim Asy'ari dan ayahnya KH. A. Wahid Hasyim.

Pesan Gus Dur

Beberapa saat lagi, sebelum tubuhnya diturunkan ke bumi, tempat peristitahatannya yang terakhir, Gus Dur mungkin masih akan membagi kegembiraan dan pesan kepada para pengantarnya untuk tidak menangisi kepulangannya. Mungkin beliau akan mengatakan seperti pesan Maulana Jalaluddin Rumi pada momen yang sama:

لَا تَبْكِ عَلَى قَبْرِي   صَارِخاً:  " وَآ اَسَفَاه ، رَحَلْ !"

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN