Siapakah Guru Sejati Itu?
Laduni.ID, Jakarta - Entah sejak kapan negeri ini tiba-tiba banyak guru agama atau sering disebut ustadz atau ustadzah bagi seorang yang masih berusia muda. Mereka hadir di banyak tempat dan ruang sosial. Mereka tampil dengan aksesoris dan performa bak seorang alim sejati dan berpidato bak orator ulung. Sebagian bergamis dan bersorban.
Retorikanya amat menarik publik awam, mereka juga menyajikan lelucon bagai pelawak yang membuat penontonnya atau pendengarnya tertawa tergelak-gelak, terhibur. Tetapi tidak jarang pula di antara mereka mencaci maki sekelompok, sebuah komunitas yang dianggapnya menyimpang, sesat, atau kafir.
Publik tak peduli dari siapa dan dari mana para pendakwah itu belajar agama. Publik juga tak paham sudah berapa lama mereka belajar agama, buku atau kitab apa saja yang mereka baca. Semua latar belakang pendidikan mereka tersebut tak dianggap penting. Ustadz betulan atau gadungan juga tak penting, yang penting adalah dengan menghadiri ceramah para ustadz itu keruwetan hidup atau stress hilang dan bisa tertawa-tawa.
Publik juga tak jadi soal bila ada ayat Al-Qur'an yang ditulisnya atau dibacanya salah dan kacau balau. Banyak orang yang terpikat lalu memuji mereka seraya menganggap mereka guru paling hebat, pintar, alim dan tak tertandingi.
Fenomena model pendakwah seperti itu sesungguhnya selalu ada di segala zaman dan tempat di dunia. Syams At-Tabrizi, sang Darwish pengelana, guru spiritual Maulana Jalaluddin Ar-Rumi, menemukan para guru dan ustadz semacam itu pada masanya. Ia lalu memberikan komentar atas fenomena itu sekaligus mengingatkannya:
Memuat Komentar ...