Antara Menulis dan Peluru
Laduni.ID, Jakarta – “Dengan membaca kita akan mengenal dunia sementara dengan menulis kita akan dikenal dunia”
Budaya literasi khususnya tulis menulis sudah mulai menghilang pada masyarakat kita hari ini khususnya generasi muda. Padahal jika kita telusuri sejarah masa lalu bangsa ini memiliki budaya literasi atau tulis menulis yang sangat tinggi, bahkan salah satu senjata untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini salah satunya adalah menulis.
Tokoh-tokoh perjuangan indonesia dahulu hampir semua dari mereka menulis apakah itu tokoh nasionalis seperti soekarno, moh.hatta, moh.yamin maupun dari kalangan ulama seperti Moh.natsir, buya hamka serta banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.
Mereka menulis, menuliskan kegelisahannya terhadap kondisi negeri disaat itu, menorehkan gagasan dan cita-citanya terhadap masa depan bangsa, menuliskan suara-suara perlawanan yang tertawan. Tak dipungkiri menulis adalah senjata perlawanan yang sangat efektif bahkan sangat ditakuti oleh penjajah. Tak sedikit para tokoh dan ulama yang dipenjara gegara tulisannya yang membuat merah kuping musuh.
- Baca Juga: Menulis yang Akan Dibaca di Akhirat
Kata ulama mesir sayyid quthb: “Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, namun satu telunjuk (baca : menulis) bisa menembus jutaan kepala” .
Memuat Komentar ...